Media merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya jamur. Pemilihan bahan yang cocok bagi pertumbuhan
merupakan kunci sukses.
Jamur pangan pada umumnya tumbuh pada media kayu walaupun ada Namur
yang dibudidayakan di atas jerami yaitu jamur merang. Oleh karena itu,
bahan pokok yang digunakan untuk budidaya jamur kayu yaitu serbuk
gergaji kayu.
Berikut ini uraian komposisi media jamur tiram putih:
Serbuk Kayu
Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam (baglog).
Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu
pertumbuhan atau sebaliknya. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh
yaitu karbohidrat serat dan lignin. Sedangkan zat yang dapat menghambat
pertumbuhan yaitu zat metabolit sekunder atau yang umum dikenal sebagai
getah dan atsiri. Dengan demikian serbuk kayu yang yang digunakan
hendaknya dari pohon tidak bergetah seperti albasia, randu, meranti dan
lain-lain.
Serbuk kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik
penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak
dimanfaatkan walaupun memiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan
partikel, gerabah atau genting.
Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan kekeringan.
Selain itu serbuk kayu yang akan digunakan haruslah masih segar. Serbuk
kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminan
seperti bakteri atau cendawan lain.
Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan meranti
sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah.
Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena
akan menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur.
Kapur
Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna
untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu
kapur pertanian (CaCO3). Kandungan kalsium dan karbonnya
sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai penyumbang nutrisi
pada saat jamur dikonsumsi.
Bekatul
Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila diamati
bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan
kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk kulit padi. Bahan ini
telah umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber
karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2
juga terkandung didalamnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari
berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus
yang masih baru dan belum bau / tengik.
Gips
Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium (Ca) dan
berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media tidak
akan cepat rusak. Namun penggunaan gips disebut-sebut tidak organik dan
tidak sehat mungkin karena mengandung senyawa SO4, oleh karena itu gips mulai ditinggalkan oleh petani jamur.
Pupuk
Pemberian pupuk juga merupakan pilihan. Pupuk yang biasa diberikan
yaitu urea dan SP-36. pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi
pertumbuhan jamur dan dapat mempercapat pemanenan. Selain itu ukuran
rata-rata jamur yang dihasilkan lebih besar.
Kelemahan hasil jamur yang menggunakan pupuk yaitu jamur menjadi
lebih rentan kerusakan seperti perubahan warna dan masa simpan lebih
singkat. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam jamur menjadi lebih
banyak.
Penggunaan pupuk di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia
akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mereka mulai merubah dan
memperlengkap nutrisi bahan media dengan biji-bijian dan bahan organik
lainnya. Mereka yakin bahwa jamur yang bernilai gizi tinggi akan lebih
sehat tanpa menggunakan pupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar